Cara paling sederhana adalah memastikan semua pengeluaran tercatat. Catatan ini tidak harus rumit. Banyak anak muda memakai aplikasi pencatat keuangan untuk memudahkan pemantauan.
Ketika pengeluaran terpantau, kamu bisa melihat pola yang muncul selama beberapa minggu. Pola ini membantu kamu menyesuaikan ritme belanja sehingga tidak terjadi kekurangan di tengah bulan.
Arus kas yang stabil memberi rasa aman dan membuat kamu lebih siap menghadapi perubahan harga mendadak.
4. Siapkan dana cadangan yang fleksibel
Dana darurat menjadi pelindung ketika inflasi bergerak lebih agresif dari biasanya. Tidak semua orang bisa langsung menyiapkan dana besar, tetapi memulai dari jumlah kecil pun jauh lebih baik.
Kamu bisa menyisihkan lima sampai sepuluh persen dari penghasilan untuk pos cadangan. Jumlah ini cukup ringan bagi kebanyakan anak muda, tetapi konsistensinya akan terasa kuat dalam beberapa bulan. Ketika terjadi kenaikan harga mendadak, kamu punya bantalan yang membuat kondisi keuangan tetap stabil.
Menyimpan dana cadangan juga memberi rasa tenang. Kamu menjalani hari tanpa terburu buru mengambil keputusan finansial yang berisiko hanya karena terdesak keadaan.
5. Tingkatkan literasi finansial harian
Menghadapi inflasi tidak hanya soal menahan belanja. Kemampuan membaca situasi finansial juga sangat membantu. Kamu bisa mulai dari hal sederhana seperti mengenal jenis tabungan, memahami perbedaan suku bunga, dan mengetahui promo layanan finansial yang relevan untuk kebutuhan harian.
Banyak anak muda rutin mengikuti akun edukasi finansial atau membaca artikel ekonomi ringan untuk memperbarui informasi. Kebiasaan ini membuat mereka lebih siap menyusun strategi belanja ketika ada perubahan harga di pasar.
Ketika kamu mengerti bagaimana ekonomi bergerak, kamu jadi lebih percaya diri menentukan langkah. Inflasi tidak lagi terasa seperti ancaman, melainkan kondisi yang bisa dipetakan dengan lebih tenang.
6. Pertimbangkan pemasukan tambahan yang realistis
Di masa inflasi, pemasukan tambahan bisa memberi napas lebih lega. Kamu tidak harus mengejar pekerjaan sampingan yang menyita waktu. Banyak anak muda mulai dari hal kecil yang sesuai minat.
Contohnya membuka jasa desain ringan, menjual barang preloved, membantu teman mengelola media sosial, atau membuka kelas kecil sesuai keahlian. Aktivitas ini memberi pemasukan tambahan sekaligus menjadi wadah kreativitas di sela pekerjaan utama.
Pemasukan tambahan membuat pos keuangan lebih fleksibel tanpa harus mengorbankan kenyamanan hidup. Kamu tidak perlu mengejar target besar. Konsistensi kecil yang dilakukan dengan nyaman jauh lebih berkelanjutan.