“Apel ini adalah bentuk keseriusan kita dalam meminimalisir risiko bencana karhutla. Persiapan personel dan peralatan harus dilakukan sejak dini agar respon penanganan lebih cepat dan efektif,” ujarnya di hadapan peserta apel.
Bakhtiar mengungkapkan bahwa hampir setiap musim kemarau, wilayah Batanghari tak luput dari kebakaran hutan dan lahan.
Meski luas lahan yang terbakar bervariasi setiap tahunnya, kawasan rawan tetap menjadi perhatian serius pemerintah.
“Wilayah yang kerap menjadi titik rawan karhutla antara lain berada di sekitar Kecamatan Pemayung Seberang, Mersam Seberang, Batin XXIV, Maro Sebo Ulu, dan Bajubang. Wilayah ini perlu pengawasan ketat,” tambahnya.
Menjelang puncak musim kemarau tahun ini, Bakhtiar juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Ia menegaskan bahwa praktik tersebut tidak hanya berbahaya, tetapi juga merusak ekosistem dan mengancam kesehatan masyarakat akibat kabut asap.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli lingkungan. Membuka lahan dengan membakar bukanlah solusi, justru menjadi sumber bencana,” tegasnya.