JAMBI, JAMBIVIRAL.COM – Nama Misri Puspitasari, sosok muda berbakat dari dunia modeling Jambi, kini menjadi pusat perhatian setelah dirinya resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Propam Polda NTB, yang tewas secara misterius di vila mewah kawasan Gili Trawangan.
Sebelum kasus ini mencuat, Misri dikenal sebagai pribadi tangguh dan pekerja keras. Ia merupakan tulang punggung keluarga yang menanggung hidup sang ibu dan adik-adiknya. Di balik penampilannya yang anggun, tersimpan tekad kuat membangun masa depan lebih baik lewat dunia modeling dan aktivitas sosial.
Misri bukan sekadar wajah cantik di atas catwalk. Ia pernah menoreh prestasi sebagai finalis Duta Inklusi Keuangan 2020 OJK Provinsi Jambi, serta aktif mengikuti ajang fashion show lokal. Kerap hadir dalam berbagai kegiatan sosial, sosoknya cukup dikenal di kalangan komunitas muda kreatif Jambi.
Tak hanya itu, Misri juga memiliki koneksi dengan dunia jurnalistik. Ia pernah membintangi film pendek garapan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jambi tahun 2019, memerankan jurnalis perempuan yang tengah melakukan liputan investigasi di Sungai Batanghari.
Namun kini, semua prestasi tersebut seakan sirna setelah ia dituduh terlibat dalam kasus pembunuhan yang menyita perhatian publik nasional.
Polda NTB telah menetapkan tiga orang tersangka atas kematian Brigadir Nurhadi yang terjadi pada Jumat malam, 5 Juli 2025. Selain Misri, dua perwira polisi yaitu Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra juga ditetapkan sebagai tersangka.
Ironisnya, hanya Misri yang langsung ditahan. Sementara dua aparat tersebut sempat tidak ditahan dengan alasan dianggap kooperatif dan tidak akan menghilangkan barang bukti.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa status Misri sebagai warga luar daerah menjadi alasan utama penahanannya karena dikhawatirkan tidak akan memenuhi panggilan selama proses penyidikan berlangsung.
Peristiwa ini berawal dari malam pesta di vila mewah, di mana Brigadir Nurhadi diketahui hadir bersama dua atasannya. Dugaan kuat menyebutkan bahwa malam itu tak hanya diisi pesta, tetapi juga penyalahgunaan narkotika.
Misri hadir di lokasi atas permintaan Kompol Yogi yang menyewanya untuk menemani selama satu malam dengan bayaran sebesar Rp10 juta. Tak hanya Misri, ada pula wanita lain bernama Melanie yang disebut menemani Ipda Haris.
Namun, pesta tersebut berubah menjadi tragedi. Nurhadi ditemukan tewas mengambang di kolam renang vila. Dari situlah penyelidikan bergulir dan Misri ikut terseret dalam pusaran kasus.
Pengacara Misri, Yan Mangandar Putra, menyampaikan bahwa kliennya kini mengalami gangguan psikologis serius akibat tekanan selama proses hukum.
“Misri mengalami stres berat sejak penahanan dilakukan. Mentalnya sangat terguncang,” ungkap Yan.
Pihaknya juga mengajukan permohonan penangguhan penahanan dan menyoroti ketimpangan perlakuan hukum terhadap kliennya.
“Kenapa hanya warga sipil yang langsung ditahan, sementara dua tersangka lainnya yang merupakan aparat penegak hukum justru sempat bebas?” ujarnya penuh tanya.