Spirit "Adat Bersendi Syara" diwujudkan oleh Gubernur Al Haris dalam kebijakan PAI yang Human-Centric, sejalan dengan Society 5.0 (Ramli, 2024). Ketika arus globalisasi menawarkan kebebasan tanpa batas, Jambi meresponsnya dengan menawarkan Kebebasan yang Bertanggung Jawab, di mana inovasi teknologi (seperti e-learning PAI dan Tahfizd Cerdas) justru digunakan untuk memperkuat nilai-nilai Al-Qur'an. Kebijakan ini secara eksplisit didukung oleh Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jambi yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jambi periode 2021-2026, yang menekankan pembangunan karakter berlandaskan agama sebagai prasyarat terciptanya SDM Unggul (Pemda Provinsi Jambi, 2021). Dengan demikian, Penghargaan Cinta PAI bukan hanya pengakuan terhadap program, tetapi juga validasi bahwa kearifan lokal yang religius mampu menjadi motor penggerak pembangunan pendidikan karakter yang futuristik dan adaptif terhadap Era Disrupsi (Kasilingam, 2024). Kepemimpinan yang mampu merajut teknologi modern dengan nilai tradisional yang kuat menjadi kunci sukses Jambi dalam mengawal Gen Z dari ancaman krisis identitas digital.
E. Penutup
Penghargaan tertinggi "Tanda Cinta PAI" yang diberikan Kemenag kepada Gubernur Jambi Al Haris pada akhir tahun 2025 adalah epilog yang manis bagi sebuah kisah sukses kebijakan publik yang visioner. Esai ini telah menegaskan bahwa keberhasilan tersebut adalah hasil dari tiga simpul utama: (1) Komitmen Kebijakan yang terstruktur dalam payung Jambi Mantap dan Jambi Cerdas-Dumisake; (2) Inovasi Program PAI yang adaptif terhadap tantangan Era 4.0 dan Society 5.0; dan (3) Fondasi Kultural yang kokoh, diwujudkan dalam filosofi Negeri Jambi Bersendi Syara, Syara Bersendi Kitabullah. Kebijakan Al Haris berhasil mentransformasi PAI dari sekadar mata pelajaran pasif menjadi Gerakan Budaya Aktif yang berfokus pada kesejahteraan spiritual guru (Dumisake) dan kecerdasan moral siswa (Jambi Cerdas) (Johnson & Kim, 2025).
Di masa depan, Tanda Cinta PAI ini harus menjadi momentum bagi Provinsi Jambi untuk terus mempertahankan dan memperluas model integrasi PAI dan inovasi digital ini. Jambi memiliki potensi untuk menjadi model nasional (Ramli, 2024), membuktikan bahwa kepemimpinan daerah dapat menjadi garda terdepan dalam melindungi nilai-nilai peradaban agama dari gempuran budaya global. Penghargaan ini pada dasarnya adalah pengakuan bahwa investasi pada spiritualitas dan moralitas generasi muda, yang dibingkai oleh regulasi yang kuat (PP No. 49 Tahun 2021) dan didukung oleh komitmen Pemda, adalah investasi paling strategis bagi masa depan bangsa yang cerdas, bermoral, dan bermartabat. Keberhasilan Jambi adalah bukti bahwa, meskipun hidup di era serba cepat dan serba digital, semangat Cinta PAI akan selalu menemukan jalannya untuk mengokohkan peradaban.
Referensi:
1. Ali, H., & Choudhury, N. (2025). Regional Governance in Digital Era: The Role of Local Leaders in Islamic Education Policy. Journal of Global Islamic Studies, 2(1), 45-68.
2. Chaudhary, P. (2025). The Crisis of Digital Ethics: Post-Truth Era Challenges for Religious Values in Asia. Asian Journal of Media and Communication, 12(3), 201-220.