METRONEWS

Pengelolaan Gaji Pertama agar Lebih Terarah dan Produktif

0

0

jambiviral |

Selasa, 09 Des 2025 04:10 WIB

Reporter : Vritimes

Editor : Vritimes

Ilustrasi Berita - VRITIMES.COM

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

 

Menerima gaji pertama selalu menjadi momen yang penuh antusiasme. Ada rasa bangga sekaligus dorongan untuk merayakan pencapaian tersebut. Situasi ini wajar, terutama bagi seseorang yang baru memasuki dunia kerja dan ingin memberikan apresiasi pada diri sendiri. 

Namun, gaji pertama juga menjadi titik awal yang penting untuk membangun pola pengelolaan keuangan yang sehat. Kebiasaan yang dibentuk pada tahap awal karier sering memengaruhi cara seseorang mengambil keputusan finansial di masa depan. Karena itu, simak  strategi yang teratur sejak awal membantu menciptakan tatanan finansial yang lebih kuat.

1. Memahami prioritas utama

Langkah awal dari pengelolaan gaji adalah memahami kebutuhan dasar dan prioritas jangka pendek. Banyak pekerja baru yang belum terbiasa dengan ritme pengeluaran rutin seperti transportasi, makan, biaya komunikasi, hingga kebutuhan personal. Tanpa pencatatan yang jelas, pengeluaran ini bisa terasa kecil tetapi terus bertambah. 

Dengan menyusun daftar prioritas, seseorang dapat melihat pos mana yang tidak dapat ditunda dan mana yang masih dapat disesuaikan. Kebiasaan mencatat ini terlihat sederhana, namun sering menjadi pembeda antara pengelolaan yang stabil dan yang mudah bocor tanpa disadari.

Salah satu contoh yang banyak dialami adalah pengeluaran konsumtif pada minggu pertama setelah gaji cair. Pola ini menguat bila tidak ada batasan yang disiapkan. Kasus serupa sering ditemukan pada karyawan baru yang merasa gaji pertamanya adalah ruang untuk memenuhi keinginan tertunda. 

Padahal, tanpa kontrol yang baik, kondisi seperti ini bisa menimbulkan tekanan finansial pada pertengahan bulan.

2. Alokasi untuk kebutuhan rutin dan kewajiban

Setelah menemukan prioritas, langkah berikutnya adalah mengalokasikan gaji ke dalam beberapa kategori. Salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah membagi penghasilan ke pos kebutuhan rutin, tabungan, dana darurat, serta pengeluaran pribadi. Pengelompokan sederhana seperti ini memberikan gambaran yang lebih jernih saat melakukan perencanaan bulanan.

Untuk kebutuhan rutin, besarnya pengeluaran dapat disesuaikan dengan tingkat efektivitas seseorang dalam menjalankan aktivitas hariannya. Misalnya, memilih moda transportasi yang ekonomis atau menyiapkan makan siang sendiri demi menekan biaya harian. Keputusan kecil seperti ini memberi dampak nyata pada keberlanjutan pengelolaan keuangan.

Kewajiban bulanan seperti iuran BPJS, cicilan perangkat elektronik, atau asuransi perlu dicatat sejak awal. Dengan demikian, tidak terjadi konflik antara rencana pengeluaran dan kewajiban yang harus dipenuhi. Pelanggan yang teratur dalam menempatkan kewajiban keuangan biasanya lebih tenang dalam mengatur sisa anggarannya.

Sumber :

1 2 3

# TAGS

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER