JAMBIVIRAL.COM – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, permintaan kue kering khas Lebaran seperti nastar dan kastengel mengalami lonjakan signifikan.
Para pedagang di berbagai daerah mengaku kewalahan memenuhi pesanan yang terus berdatangan, sementara masyarakat berbondong-bondong membeli kue untuk menyambut tamu saat Lebaran.
Salah satu pedagang kue kering di Pasar Talang Banjar, Kota, Siti Aisyah, mengungkapkan bahwa penjualan nastar dan kastengel meningkat drastis dibandingkan hari biasa.
"Setiap tahun pasti ramai, tapi tahun ini lebih luar biasa. Dalam sehari, saya bisa menjual lebih dari 200 toples nastar dan kastengel. Bahkan, banyak yang sudah pesan dari jauh-jauh hari,” ungkapnya.
Hal serupa juga dialami oleh pedagang kue kering di Pasar Angso Duo, Rudi Santoso, yang mengaku kebanjiran pesanan. Ia bahkan harus menambah stok bahan baku seperti tepung, mentega, dan keju untuk memenuhi permintaan pelanggan.
"Saya sampai harus lembur dan menambah tenaga kerja sementara untuk bisa memenuhi pesanan. Tahun ini, omzet saya naik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu," tandasnya.
Menurut Rudi, kue nastar dan kastengel tetap menjadi favorit masyarakat karena cita rasanya yang khas dan sudah melekat dalam tradisi Lebaran.
Nastar dengan isi selai nanas yang manis dan sedikit asam melambangkan keseimbangan dalam hidup, sedangkan kastengel dengan rasa gurih kejunya menjadi simbol kemewahan dan kebahagiaan.
Lonjakan permintaan ini juga berdampak pada harga jual kue Lebaran. Beberapa pedagang mengakui bahwa harga bahan baku yang naik membuat mereka harus menyesuaikan harga jual.
"Tahun ini harga mentega dan keju naik cukup signifikan. Jadi, kami juga harus menyesuaikan harga jual kue. Biasanya nastar ukuran standar dijual Rp90 ribu per toples, sekarang bisa mencapai Rp100 ribu,” jelas Lestari, pemilik toko kue di Surabaya.
Meski harga naik, antusiasme masyarakat untuk membeli kue kering tidak surut. Banyak orang tetap rela merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan kue favorit mereka untuk sajian tamu saat Lebaran.