JAMBIVIRAL.COM - Kawasan yang menghubungkan Tugu Juang hingga Mayang dan Nusa Indah kembali menjadi perhatian publik. Selain kerap dilanda banjir saat hujan deras, jalur ini juga menjadi titik kemacetan yang parah, terutama pada jam-jam sibuk.
Antrean panjang kendaraan yang mengular sering kali memperlambat mobilitas warga, menyebabkan keterlambatan aktivitas sehari-hari dan meningkatnya polusi udara akibat gas buang kendaraan.
Berdasarkan pantauan Jambiviral.com pada Kamis 03 April 2025 sekitar pukul 12.30 WIB, arus lalu lintas di kawasan tersebut mengalami kepadatan luar biasa. Pengendara motor dan mobil harus bersabar menghadapi laju kendaraan yang tersendat, bahkan beberapa ruas jalan mengalami stagnasi total selama lebih dari 30 menit.
Banyak warga menyuarakan keprihatinan mereka terhadap situasi ini. Heru Syaputra, seorang warga Kenali Besar, Alam Barajo, menilai bahwa kemacetan yang terjadi hampir setiap hari sudah mencapai tahap yang mengganggu perekonomian masyarakat.
"Kemacetan ini menghambat banyak hal, mulai dari pekerja yang terlambat masuk kantor hingga pedagang yang kesulitan mendapatkan pelanggan tepat waktu. Flyover harus segera dibangun," ungkapnya.
Senada dengan Heru, Nindy, warga lainnya, menilai bahwa pembangunan jalan layang (flyover) menjadi solusi terbaik untuk mengatasi persoalan ini. Apalagi, wacana pembangunan flyover sudah lama digaungkan oleh Gubernur Jambi, Al Haris, namun hingga kini belum terealisasi.
Untuk menjawab permasalahan ini, Pemerintah Provinsi Jambi telah menyiapkan rencana pembangunan dua flyover di titik-titik vital Kota Jambi yang dinilai sebagai biang kemacetan.
Rencana ini mencakup flyover di kawasan Paal X yang akan menjadi jalur masuk utama menuju Kota Jambi, serta flyover di Mayang yang akan membantu memperlancar arus kendaraan di pusat kota.
Gubernur Jambi, Al Haris, menegaskan bahwa proyek flyover ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek tetapi juga bagian dari rencana besar modernisasi infrastruktur transportasi kota.
"Kami sudah mengajukan pembangunan flyover Paal X ke Kementerian PUPR agar mendapatkan pendanaan dari pemerintah pusat. Sementara untuk flyover Mayang, anggarannya akan dialokasikan dari APBD dengan skema multiyears contract," ujar Al Haris.
Total dana yang dibutuhkan untuk kedua proyek ini diperkirakan mencapai Rp 250 miliar. Pemerintah juga telah melakukan studi kelayakan dan kajian teknis untuk memastikan bahwa proyek ini akan memberikan dampak jangka panjang yang positif bagi warga.
Dengan dibangunnya dua flyover ini, diharapkan kemacetan di Kota Jambi dapat terurai secara signifikan. Selain itu, proyek ini juga diyakini akan memberikan dampak positif dalam berbagai aspek. Mobilitas warga dipastikan akan lebih lancar, sehingga waktu tempuh perjalanan dalam kota menjadi lebih efisien.
Pengurangan kemacetan juga berkontribusi dalam mengurangi polusi udara yang selama ini semakin memburuk akibat kendaraan yang terjebak dalam antrean panjang.
Selain manfaat bagi pengguna jalan, sektor ekonomi juga diperkirakan akan mengalami peningkatan. Akses transportasi yang lebih baik akan mempermudah distribusi barang dan jasa, sehingga mendukung pertumbuhan bisnis lokal. Infrastruktur yang lebih modern juga diyakini dapat menarik lebih banyak investor ke Kota Jambi, baik di sektor properti, perdagangan, maupun industri.
Pemerintah diharapkan tidak hanya sekadar melempar janji, tetapi benar-benar menindaklanjuti rencana ini hingga terealisasi. Dengan anggaran yang sudah dialokasikan, warga mendesak agar pembangunan flyover segera dimulai demi kenyamanan dan kemajuan Kota Jambi ke depannya.