JAMBI, JAMBIVIRAL.COM – Anggota DPRD Provinsi Jambi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohd Rendra Ramadhan Usman, mengajak Pemerintah Provinsi Jambi untuk lebih aktif mengupayakan agar daerah ini mendapatkan Proyek Strategis Nasional (PSN) dari pemerintah pusat pada tahun 2026.
Menurut Rendra, meskipun kewenangan PSN berada di tangan pemerintah pusat, bukan berarti pemerintah daerah hanya bisa menunggu tanpa mengambil langkah konkret. Ia menekankan perlunya inisiatif lebih agresif dari Pemprov Jambi untuk memperjuangkan kepentingan daerah di tingkat nasional.
"Harus ada upaya nyata untuk memperjuangkan ini. Apalagi gubernur kita berasal dari partai yang menjadi pengusung Presiden. Saya berharap beliau bisa segera berkomunikasi dengan pemerintah pusat agar Jambi bisa memperoleh proyek strategis," ungkap Rendra setelah menghadiri rapat paripurna pelantikan Samsul Riduan sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Kamis, 13 Maret 2025.
Rendra menyoroti bahwa Provinsi Jambi memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, namun sayangnya, hasil produksi dari sektor unggulan daerah ini masih harus diekspor melalui provinsi lain, yang justru lebih menguntungkan daerah tersebut.
Sebagai contoh, perkebunan kelapa sawit di Jambi yang luasnya mencapai sekitar 1,1 juta hektar masih harus mengirimkan crude palm oil (CPO) melalui Pelabuhan Dumai di Provinsi Riau. Hal ini berimbas pada harga tandan buah segar (TBS) sawit yang diterima petani di Jambi.
Begitu pula dengan hasil perikanan dari Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, termasuk udang ketak yang banyak diekspor ke luar negeri. Komoditas unggulan lainnya, seperti pinang betara yang diakui sebagai salah satu varietas terbaik dunia, juga masih harus dikirim melalui pelabuhan di luar Jambi.
Tidak hanya itu, kopi dari Kerinci, Merangin, dan Tanjung Jabung Barat, serta kayu manis yang telah berhasil menembus pasar global, masih bergantung pada Pelabuhan Teluk Bayur di Sumatera Barat atau Belawan di Sumatera Utara untuk diekspor.
Rendra, yang merupakan putra dari Usman Ermulan, menegaskan bahwa jika Jambi bisa mengekspor produk-produknya langsung melalui pelabuhan sendiri, dampaknya akan sangat positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional.
"Sangat disayangkan jika Jambi hanya menjadi penonton sementara komoditas unggulannya harus transit di daerah lain sebelum diekspor. Padahal, secara geografis, Jambi sangat strategis dan dekat dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura dan Malaysia," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa pada tahun 2025, Jambi tidak mendapatkan kucuran proyek PSN, sebuah keputusan yang menurutnya kurang adil. Ia menegaskan bahwa sebagai bagian dari Indonesia, Jambi seharusnya mendapat perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat.
"Jambi adalah bagian dari Indonesia! Kita tidak boleh hanya menunggu, tapi harus aktif memperjuangkan hak kita," pungkas Rendra dengan tegas.